Selasa, 12 Juli 2011

Makanan Halal di Bangkok


Hal utama yang saya perhatikan ketika akan berangkat ke Bangkok adalah dimana bisa mendapatkan makanan Halal? dan biasanya kalau kita mencari info melalui internet mengenai makanan Halal di daerah-daerah yang mayoritas non muslis seperti di Bangkok ini, hampir dipastikan yang muncul adalah makanan khas timur tengah seperti nasi briyani, kari kambing dan sejenisnya, wah...bisa-bisa tensi naik nih hehehe padahal saya menginginkan makanan Halal khas daerah setempat. Alhamdulillah setelah browshing saya menemukan beberapa restorant Halal yang mudah dijangkau selama program tour saya di Bangkok, dan di bawah ini beberapa tempat yang sempat kami kunjungi.

di First Hotel
hotel tempat saya menginap juga menyediakan makanan Halal, secara memang banyak pengunjungnya yang muslim, dan seperti yang pernah saya tulis bahwa receptionnya helpful ketika saya menanyakan arah kiblat kemana. menu yang disediakan ala timur tengah.
tepat di sebelah First Hotel juga ada restorant Halal ala timur tengah emh...maaf lupa namanya.

Kali lima dekat First Hotel tepatnya di dekat McDonald, mejajakan dagangannya di atas gerobak dorong dan biasanya hanya ada di waktu pagi hari jadi cocok untuk sarapan. mulanya saya mengetahui tempat ini menyediakan makanan halal dari tampilan penjajanya, seorang wanita berkerudung dan di gerobaknya tertulis حلال dan sapaan hangatnya ketika saya datang mendekat "Assalmualaikum" makanan yang disediakan martabak dan ayam goreng, kalau mau nasi juga tersedia dan minuman hangat.




SAMAN ISLAMIC FOODTempat makan ini berada di pasar Chatucak, letaknya dekat tugu jam di tengah pasar Chatucak. Saya beruntung ketika pagi itu saya datang ke Saman Islamic Food, saya sempat bertemu dengan pemiliknya khun Fatima. makanan yang di sediakan beragam ada menu khas Thailand seperti Tom Yam, Sticky rice, mie kuah dan nasi rames seperti umumnya tempat makan di Indonesia, juga tersedia menu Timur tengah seperti nasi briyani dan nasi kari, nasi ayam Hainan kesukaan Ocha juga ada, dan minuman dingin serta es campur.

ini dia pemilik salman islamic food khun Fatima

nasi ayam Hainan kesenangan Ocha

menu pilihan pelengkap nasi rames

Beberapa Stand makanan di Chatucak
Jadi jangan takut kelaparan kalau di Chatucak, selain ada salam Islamic food, juga tersedia banyak stand makanan tertulis label  حلال
kalaupun tidak mencantumkan label halal kita bisa bertanya atau menyatakan kalau kita tidak makan yang mengandung babi.
Pernah ada pengalaman ketika saya dan Ocha penasaran dengan banyaknya orang mengantri untuk membeli gorengan, kepada penjajanya Ocha menunjukkan tulisan "saya tidak makan babi"
ฉันไม่กินหมู penjajanya langsung menjawab, " my master is muslim, and said the knife used must be kept should not be used for anything else" maksudnya pemilik jualan makanan ini orang muslim dan dia berpesan untuk selalu menjaga supaya pisau yang digunakan untuk memotong makanan di situ tidak boleh dipakai untuk memotong lainnya yang mungkin mengandung babi, dan mereka menambahkan bahwa minyak yang di gunakan untuk menggoreng menggunakan palm oil
bermacam gorengan yang menggiurkan

Ocha dengan udang goreng tepung

ada penjaja Thai tea yang menggunakan peci hitam layaknya yang di gunakan bapak-bapak di Indonesia, sepertinya orang melayu terdengar dari bahasanya ketika dia berbicara.

ada penjaja sate baso dan sosis ayam berbentuk bulat kesenangan saya, jelas-jelas mencamtumkan label حلال di papan penunjuknya.

di tempat ini tersedia sosis ayam yang bentuknya bulat perlu di coba....eunak banget

Restorant Bunga Tanjong
restorant ini mulanya saya temukan secara tidak sengaja ketika saya sedang mencari-cari mesjid yang terletak di soi 7, tempatnya tepat di ujung jalan sebelum berbelok ke soi 7, pemiliknya bernama Khun Anwar, seorang laki-laki berbadan besar berpenampilan seperti rocker dengan rambut panjang di kuncir dan memakai sepatu bots. Orangnya ramah dan senang ngobrol. tempat ini buka dari jam 12 siang sampai jam 12 malam.

Khun Anwar pemilik Bunga Tanjong Muslim Resto

Ada kejadian menggelikan ketika saya dan Ocha order makanan. kami berdua memesan mie dengan daging seperti pho (makanan vietman), tapi yang terdengar oleh saya adalah Khun Anwar memerintahkan juru masaknya untuk membuat kwitau, tentunya dengan bahasa Thai, bla..bla..bla..diakhiri kata-kata Kwitau, saya langsung bilang not kwitau, I want  noodle..
noodle, Ocha sampe memperagakan jarinya like kwitau but small size...noodle... tapi rupanya masih gak nyambung nih, secara orang Thai kebanyakan hanya paham bahasa Thai aja, sampe kita nunjuk-nunjuk pengunjung di meja sebelah yang kebetulan sedang makan mie dengan kuah Tom Yam. waduh...ribet mau makan aja.

Tapi entah bagaimana setelah lama memperjuangkan kata-kata noodle.... kami mendengar Khun Anwar menyebut kata mie..... saya dan Ocha serentak menjawab YES MIE! hahaha... dan ternyata khun Anwar paham bahasa melayu. selanjutnya kami ngobrol dengan bahasa melayu.

ini dia menu Noodle yang kami pesan, asli eunnak banget

Oh ya di tempat ini juga menyediakan menu ala timur tengah seperti nasi kari, nasi briyani dan murtabak.Bener deh, restorant ini recommended banget, makanannya enak pas di lidah, dan harganya murah.


Mak Nyah Muslim Resto
Kalau kita browshing di internet untuk mencari makanan halal di Bangkok, Mak Nyah Muslim Resto selalu muncul dan banyak referensi yang saya baca tempat ini perlu di coba, maka saya dan Ocha menyempatkan untuk mencicipinya...
Tempat ini menjadi pilihan wisatawan muslim yang ingin mencicipi makanan khas Thailand yang halal, yang tidak melulu menyediakan makanan halal dengan menu timur tengah.

Tom Yam sea food
emh....rasanya khas masakan Thai, asam dan pedas

Belakangan kami mengetahui bahwa Mak Nyah muslim resto yang terkenal itu adalah kepunyaan istri Khun Anwar. Letak restorant Mak Nyah dan Bunga Tanjong hanya berselang beberapa toko. Khun Anwar pemilik resto Bunga Tanjong bercerita bahwa seringkali pelanggan restorant Mak Nyah yang datang kemalaman dan mendapatkan restorant itu sudah tutup akan datang menemuinya dan memaksa untuk tetap mengorder menu dari restorant Mak Nyah.
Seperti yang saya lihat pada malam itu ada sekumpulan orang pakistan datang ke bunga tanjong resto dan setengah memaksa untuk memesan makanan dari restorant Mak Nyah yang sudah tutup...akhirnya di layani juga oleh Khun Anwar. 
emh....jadi penasaran kan seperti apa rasanya..??? pastinya ada rasa ...ada harga ya :)
 
Shopping Center MBK
Sebenarnya masih banyak tempat makan halal di Bangkok, tapi tidak semua sempat saya coba karena kenyang, bukan waktunya makan atau memang gak dilewati heheh....
seperti di MBK, di lantai 5 ada resto muslim yang jelas-jelas terlihat dari tulisan Halal di dindingnya dan dari penampilan pelayannya yang menggunakan jilbab menyapa kami yang melongok masuk di pintu resto ini, tapi kami tidak jadi makan di sini, alasannya Ocha bilang I’m not interested mom… aku pengen lihat yang di foodcourt aja, ya sudahlah saya nurutin aja.

Yup!!…ternyata di foodcourt banyak pilihan menu halal, ada makanan timur tengah, khas Thai, nasi goreng juga ada lho…., malah di stand depan yang menyediakan masakan dari mie saya sempat melihat ke dalam etalase, plastik pembungkus baksonya ada tulisan halal, komentar Ocha “segitunya mah….sampe plastik bakso aja di “periksa” hahaha… 
saya malah tertarik dan sedikit terkejut, di Bangkok negara dengan penduduk muslim minoritas, pada kemasan plastik makanannya tertulis sertifikasi halal.
kali ini menu pilihan Ocha makan nasi goreng dan tom yam.



Ada tips, saya menyiapkan tulisan Thai ฉันไม่กินหมู di baca Mai Ao Muu Khaa artinya saya tidak makan babi, tulisan Thai ini saya copy dari hasil browshing di internet, lalu di print dan di laminating (segitunya...???), maksudnya supaya tidak mudah lecek karena akan sering di gunakan / di perlihatkan ke pedagang makanan ketika membeli makanan, Ocha malah punya ide yang lebih praktis.... tulisan itu di foto dengan kamera handphonenya, jadi setiap di butuhkan dia akan menunjukkan tulisan itu dari hpnya hehehe oke kan !!


TEMPAT MAKANAN HALAL
DESTINATION
HOW TO GET THERE
MBK di lt 5
Yana Restaurant, Thai & International Halal Food, The Fifth Food Avenue
cicipilah beef soup halal yang sangat menyegarkan di gerai no. C12, fried sea mussel/holy tod di gerai C15, atau yellow rice with curry chicken di gerai C21.

Mak Yah Muslim Restaurant
497/16 Thanon Petchburi, Rajthevi, Bangkok
Dekat station Ratchathewi, keluar arah  Thanon Phetchaburi (gunakan keluar di sisi kiri) turun tangga dekat 7-11. Persimpangan lurus - belok kiri dan turun sekitar 3 menit dekat Asia Hotel
Usman Thai Muslim Food
259/9 Sukhumvit 22, Sukhumvit Road, Klongtoey, Prakanong, Bangkok 10110.
naik BTS dan turun di station Phrom Phong, temukan jl Sukhumvit terus jalan menuju soi 22, letaknya dekat dengan Imperial Queen’s Park hotel +/- 100m, Regency Park Bangkok hotel, Grand Mercure park Avenue hotel, Republic of Iran embassy, Emporium mall

terletak di Petcburi Road yang cukup dikenal sebagai salah satu kawasan bisnis di Bangkok hanya sekitar 3 menit jalan kaki dari stasiun BTS Ratchatewi Berjarak sekitar 1 km di sebelah barat (KBRI) sekitar 5 menit jalan kaki dan Athen Apartment di soi 11, markas besar mahasiswa Indonesia yang kuliah di Bangkok.
patokannya yaitu ada sebuah masjid yang cukup besar dan terlihat dari kejauhan kubahnya, letaknya dekat sekali dengan ujung awal masuk gang soi.7 tersebut..berada disebelah kiri dalam jalan gang
WARUNG MAKAN DI DEKAT NATIONAL STADIUM

Turun dari skytrain di stasiun National stadium, ambil jalan keluar nomor 2, berjalanlah sejajar rel skytrain hingga rel tersebut habis. Di sebelah kiri akan anda temui Soi Chula 8. Di soi Chula inilah toko-toko olahraga betebaran. Tepat di pojok kiri soi Chula itulah depot makanan berada. Berbeloklah ke soi Chula 8 itu sekitar 10 meter dan anda akan mendapati pintu masuk kecil
CENTRAL WORLD PLAZA DI FOOD COURT

SARA Restaurant di New World Lodge Hotel
Hidangan ala Thai halal, lokasi di 2 Samsen Road, banglamphu, Ban Pranthom, Pranankorn Bangkok. Dekat Khaosan Road, pusatnya backpacker
Sky Lounge Restaurant dan The Lobby Restaurant
di Hotel Baiyoke Suite

kantin KBRI!
Alamat: Indonesian Embassy, 600-602 Petchburi Road, Ph. 02 252 3135 ext 164. Buka Senin-Jumat,

Sabtu, 07 Mei 2011

it's shopping time! MBK, Platinum, Patrunam and Chatucak...... again

Bagi yang doyan belanja Bangkok itu surganya belanja! Tempatnya banyak ada dimana-mana mulai dari emperan toko, kaki lima, pasar yang berdesakan sampai pusat perbelanjaan mewah, tersedia grosiran sampai edisi terbatas. Letaknya seringkali berdekatan seperti Pratunam dan Platinum, kemudian ada Siam discovery, siam center, siam paragon yang terletak berjejeran dan ada Siam Square dan MBK di bagian seberangnya, rasanya gak cukup waktu sehari untuk menjelajahi daerah ini aja.

Kalau ke Bangkok dengan budget terbatas, harus pandai-pandai mengatur jadwal... sebaiknya acara belanja di "plot" di hari terakhir aja....jadi gak menganggu chash flow, karena buat yang seneng belanja kegiatan ini bakalan membuat lapar mata, lupa waktu dan menguras dompet.

sore di hari ke 2 ke Bangkok
setelah berpanas2 di Grand palace dan wat pho... kita langsung meluncur ke MBK. MBK itu mirip Ambasador Mall di Jakarta tapi dalam skala yang jauh lebih besar, ya..mirip-mirip manggadua, ada bagian yang menjual pakaian, gadget dan kelengkapannya, ada tempat yang menjual hasil kerajinan khas Thailand, dan food court.

Ocha seperti biasa heboh keluar masuk toko lihat baju, kardigan, blus, kaos, celana, sibuk tawar menawar. Lalu lanjut lihat-lihat chasing Hand phone yang gambarnya lucu dan lagi ngetrend di kalangan anak muda, ada angry bird, plant versus zombie, dan motif bunga yang cantik dari cath kidston. Saya...??? tetap lebih tertarik lihat makanan yang di jajakan hehehe......

ini rasanya manis sekali
lapisan dasarnya garing renyah
bagian yang putih itu s
chumpies yang manis
bagian paling atas adalah parutan kelapa di campur gula (unti)

ini rasanya asin gurih mirip rempeyek


Mengenai harga...??, karena kemarin kita dari Chatucak..jadi harga-harga di MBK terasa lebih mahal. Tapi jangan ragu untuk menawar karena banyak toko yang bisa di tawar kecuali toko-toko yang menuliskan fix price.

Ada pengalaman yang lucu dan sedikit mengesalkan, begini ceritanya emh..., beberapa kali ketika Ocha  memasuki toko dan bertanya harga atau ukuran pakaian dalam bahasa inggris, di jawab ketus sambil seperti menggerutu dalam bahasa Thai, Ocha binggung kenapa pelayan toko marah-marah ya... belakangan setelah bertanya dengan pemilik toko yang bisa berhasa Inggris kami baru tau kenapa mendapat perlakuan seperti itu, ternyata Ocha dan saya di sangka orang Thai yang "belagu" tanya-tanya sok pake bahasa Inggris dan gak mau ngomong Thai...hehehe..ngeselinkan!!
Lain waktu di tempat wisata saya dan Ocha juga di sangka orang Thai, dan di arahkan ke pintu masuk khusus penduduk setempat,....yang seperti ini menguntungkan hehehe karena kita gak perlu bayar tiket masuk....

Masuk ke tempat wisata, tersedia 2 pintu, untuk penduduk lokal gratis, dan untuk wisatawan yang harus bayar tiket masuk.

Ups...bawa oleh-oleh apa nih ya untuk saudara dan teman-teman? saya sempat mampir lihat hasil kerajinan khas Thai, tapi.... kenapa harganya lebih mahal dibandingkan di Chatucak ya...????

Setelah ditimbang-timbang dan hari belom sore-sore amat kita memutuskan untuk kembali lagi ke Chatucak HAH???? ya... itulah enaknya kalau kita "jalan sendiri" jadi tidak terikat dengan program tour, bosen di satu tempat kita bisa berangkat atau kembali ketempat lain yang lebih asyik hehehe, dan......ternyata Chatucak di waktu sore dan malam hari lebih seru, dan karena kemarin sudah seharian di Chatucak, jadi saya agak hafal tempat dan lorong-lorongnya.

Belanja di Chatucak malam hari memang lain dan lebih seru… toko-toko sebagian besar tutup, kecuali yang posisinya berada di sisi jalan besar di tengah pasar…. dan jalan ini di penuhi orang yang berjualan menjajakan dagangannya, ada yang menggelar dagangannya di badan aspal jalanan, ada yang di bagasi mobil, dan penerangannya juga unik…menggunakan lampu seadanya ada yang menggunakan senter besar, lampu neon yang di pasang menggunakan tenaga batere dari kendaraan ada yang mengandalkan sinar lampu dari toko yang masih buka hehehe…. suasananya persis seperti pasar malam di Jakarta, Pengunjungnya …wuih bukan main rameee banget… dempet-dempetan, susah jalan deh pokoknya. seru...seru.....

Akhirnya saya dapat oleh-oleh untuk para keponakan tas lucu gambar gajah khas Thailand, untuk saudara dan teman-teman ada tempat surat dan tempat tissue dengan sulaman lagi-lagi gambar gajah khas Thailand, dan ada blus model kaftan dari sutra Thai yang halus dan lembut untuk ibu saya yang tersayang......akhirnya urusan oleh-oleh selesai hehehe....

Hari terakhir di Bangkok
Malam hari pulang dari Chatucak, saya langsung beresin barang dan packing koper... karena besok pagi-pagi mau jalan ke Platinum dan Pratunam, sore hari ke suvarnabhumi airport dan malam harinya kembali ke Jakarta.


dibawah gedung Baiyoke sky Hotel ini terletak pasar patrunam
Pagi Check Out Hotel, koper-koper kita titipkan di reception hotel, lalu mulailah penjelajahan hari terakhir di Bangkok dengan mulai mengunjungi Pratunam. Dari First Hotel tempat saya menginap, Pratunam tidak terlalu jauh kurang lebih 10 menit berjalan kaki.

kompleks pasar Pratunam....??? lokasinya dimulai tepat di bawah hotel Baiyoke sky, konon hotel ini yang tertinggi di Bangkok, lalu memanjang tidak beraturan, masuk ke dalam jalan yang lebih sempit dipenuhi toko-toko dan tumpukan pakaian, kalau kita ikuti terus deretan toko-toko ini maka akan keluar ke jalan raya Phetchaburi, tepat di sebrang pusat perbelanjaan Platinum.
Sebagian toko-toko tidak memakai AC, jadi wuih.... panas banget. Barang dagangan di pajang di dalam toko dan sebagian dipajang di luar toko hampir menutupi badan jalan, sebentar-bentar troley penuh pakaian di dorong ke sana kemari jadi terasa makin padat dan sempit

Barang yang di jual hampir sebagian besar pakaian, ada juga make up, assesoris, dan lainnya. Ditawarkan dengan cara eceran atau grosir, dan harganya pun masih bisa di tawar... wah cocok nih kalau mau buka toko pakaian di Indonesia bisa belanja di sini, dan.....saya perhatikan, sepertinya barang-barang yang di jual di pertokoan mangga dua di Jakarta berasal dari sini hehehe...

Saya seperti biasa lebih asyik melihat jajanan makanan hehehe, ada yang menjual segala macam manisan buah dengan cara di pikul, persis seperti di pasar tradisional di Indonesia, saya coba membeli manisan buah asam yang ditaburi gula pasir dan manisan buah mangga.....yup rasanya persis sama dengan manisan buah cianjur.

Kemudian ada yang menjual macam2 sate dengan gerobak dorong tapi.... gak berani coba. eh...ada juga yang menjual kacang dan ubi rebus di pikulan pula.... saya jadi mikir????? ini lagi di Bangkok atau di Indonesia ya..... betul-betul seperti masuk ke dalam pasar tradisional di pinggirang kota Jakarta.

Siang hari kita lanjut ke Platinum, setelah menyelusuri jalan-jalan sempit dan deretan toko-toko di Pratunam yang panas kita langsung menyebrang jembatan penyebrangan dan....sampailah kita ke Platinum.

Platinum suasananya kurang lebih seperti mangga dua di Jakarta, sebuah mall beberapa tingkat dengan deretan toko-toko yang bersih, dingin ber AC, barang-barang di tata apik manarik minat pembeli. setiap lantai dengan thema tersendiri misalnya untuk pakaian wanita, pakaian pria, sepatu dan assesoris, untuk pakaian anak tersedia di lantai lebih atas, juga tersedia alat-alat rumah tangga dan juga kerajinan tradisional khas Thai, lantai teratas tersedia Food court yang luas. Ketika saya dan Ocha sampai di Food court pas waktunya makan siang,...emh jadi susah menemukan meja yang kosong....

Sama dengan Pratunam, di Platinum barang-barang di tawarkan dengan eceran dan grosir. jadi kalau kita membeli dalam jumlah banyak mendapatkan harga jauh lebih murah.
Yes.. ! akhirnya saya bertemu dengan beberapa ibu-ibu yang berbahasa Indonesia sedang borong belanjaan, sepertinya belanja di Bangkok untuk di jual lagi di Indonesia. Karena memang benar, harga barang di Bangkok murah, model dan kualitasnya bagus.

Hari sudah menjelang sore, saya dan Ocha harus siap-siap untuk ke airport dan kembali ke Jakarta. sebuah perjalanan yang menyenangkan....
Tapi.... masih banyak tempat yang belum sempat kami datangi...dan berharap di waktu mendatang bisa kembali lagi bersama suami juga Ocha dan Deda.

Ada tulisan kecil dari Ocha

"Maaa terima kasih hadiah Ultah ke Bangkoknya, Love You Mom"

Kamis, 05 Mei 2011

naik Tuk-tuk ke Wat Pho dan patung Budha Tidur

Sesudah berpanas-panas di Grand palace, lanjut lagi menuju Wat Pho, sebetulnya jarak antara Wat Pho dan Grand Palace tidak terlalu jauh, tapi karena cuaca siang ini panas dan terik, jadi kita putuskan untuk naik tuktuk aja. Naik tuktuk itu seru…. Jalannya ngebut, possisinya gak mau berada di belakang kendaraan yang lain jadi bawaannya mau nyalip terus…. Kalau jarak tempuhnya jauh, bisa dibayangkan muka bakalan jadi kaku dan rambut bakalan awut-awutan kena tiupan angin hehehe…

ini di atas tuktuk yang ngebut
Sama seperti Grand Palace. Wat Pho dikelilingi tembok tinggi berwarna putih, dan untuk masuk kita melewati pintu gerbang yang besar. Sampai di Wat Pho sebelum masuk ke dalam kita sempatkan dulu minum kelapa muda yang banyak dijajakan di seberang pintu gerbang. Bismillah slurp...gleg..gleg seger…..Alhamdulillah nikmat hilang dahaga
Lalu ketika sedang asyik-asyiknya lihat peta yang terpampang di dekat pintu gerbang, kami di dekati oleh seorang bapak paruh baya. Dengan santun ia menerangkan peta tersebut dan letak-letak wat di Bangkok ini, lalu sambil menunjuk jam tangannya ia mengatakan untuk sementara waktu Wat Pho tutup karena jam istirahat siang, dan menawarkan membawa kami berkeliling mengunjungi tempat lainnya sambil menunggu Wat Pho buka kembali. Tidak ada reaksi dari saya, ia lanjut mengatakan tidak mahal hanya 20B akan di antar berkeliling ke beberapa tempat dan diantar kembali ke sini.
Ups…. Saya langsung ingat, beberapa tulisan yang saya baca bahwa ketika mengunjungi Grand Palace kadangkala di datangi orang yang mengatakan Grand Palace sedang tutup dan menawarkan akan mengantar berkeliling ke tempat lainnya…. Jangan mudah percaya! Karena banyak keterangan yang saya baca tempat-tempat wisata mempunyai waktu buka dari jam sekian sampai jam sekian (misalnya open 08-16) tanpa keterangan tambahan tutup di waktu istrahat siang…."Secara Bank aja buka terus tanpa waktu istirahat, kan petugas teller bisa bertugas secara bergiliran" eh…gak ada korelasinya ya? hehehe so...logikanya kalau tertulis demikian berarti gak ada waktu istirahat dan tempat wisatanya tutup kan?
Dengan sopan saya menjawab "saya tidak punya banyak waktu untuk berkeliling", si bapak masih berusaha membujuk dengan lebih memberi tekanan, saya menjawab dengan senyum "tidak kali ini, lain waktu saja dan siang ini terlalu panas untuk berkeliling". Akhirnya si bapak nyerah juga berlalu meninggalkan kami.


Sebenarnya cara-cara si bapak seperti ini sering terjadi di tempat wisata, di Yogya saya juga pernah mengalami hal yang kurang lebih sama, di tawarin keliling-keliling sama abang beca, di ajak mampir ke toko batik, pabrik bakpia terus mampir ke Istana cuma bayar 2000 perak! Bayangin murah banget kan? Kalau mengalami peristiwa seperti ini, bagaimana kita menyikapinya aja… ada yang menganggapnya sebagai sebuah "kasus penipuan" atau ada juga yang menikmati "azas manfaat”, kan lumayan keliling-keliling dengan biaya murah, tapi kurang nyamannya karena kadangkala kita gak ingin ketempat yang "diatur" mereka.
Kenapa si bapak atau abang becak kesannya "maksa amat" bawa kita ketempat yang diatur mereka? Ya! karena biasanya si bapak atau abang beca mendapatkan komisi dari pemilik tempat kalau membawa wisatawan, dan ada bonus lebih jika para wisatawan berbelanja di tempat tersebut.
Oke...Lanjut, Wat Pho merupakan komplek pagoda terbesar dan tertua di Bangkok, dibangun oleh Raja Rama pertama. Sekarang ini untuk masuk ke Wat Pho bagi wisatawan dikenakan biaya 50B per orang, sementara untuk penduduk Thailand free... ada pengalaman menarik juga di tempat wisata ini, ketika di pintu masuk grand palace oleh petugas saya dan ocha di arahkan ke pintu yang bertuliskan "Thai" agak ragu maksudnya apa ya? nah di wat pho juga begitu.. setelah mengalami beberapa peristiwa yang hampir serupa, saya baru menyadari kalau saya dan ocha dianggap penduduk setempat... apa saya dan Ocha terlihat seperti orang Thai? entahlah.....tapi begitulah beberapa kejadian berulang, di tempat wisata, di restorant, di mall, dan..... jawabannya tetap saya katakan "saya dari Indonesia!"
Di bagian terdepan area kompleks Wat Pho terdapatlah sebuah kuil besar yang berisi patung Budha yang sedang berbaring, posisi tubuh patung berbaring kearah kanan dengan tangan kanan memangku bagian kepala. Patung Budha ini sangat besar dengan panjang 46 meter, tinggi 15 meter dan seluruh bagian tubuhnya di lapisi emas, di bagian telapak kaki sang Budha terdapat 108 gambar ciri seorang Budha yang terbuat dari kerang mutiara.
Ketika berada dalam ruangan ini, saya mendengar suara nyaring bergema keseluruh ruangan cling...cling...cling tidak berhenti, saya mencari-cari asal suara, ternyata suara itu berasal dari koin yang di lemparkan ke dalam mangkuk-mangkuk berjajar di sepanjang dinding. Menurut keterangan, melemparkan koin-koin kedalam mangkuk tersebut merupakan simbul cara membuang sial.

Melangkah ke arah lebih dalam kompleks Wat Pho terlihat banyak stupa yang indah menjulang tinggi dan beberapa vihara