sore di hari ke 2 ke Bangkok
setelah berpanas2 di Grand palace dan wat pho... kita langsung meluncur ke MBK. MBK itu mirip Ambasador Mall di Jakarta tapi dalam skala yang jauh lebih besar, ya..mirip-mirip manggadua, ada bagian yang menjual pakaian, gadget dan kelengkapannya, ada tempat yang menjual hasil kerajinan khas Thailand, dan food court.
Ocha seperti biasa heboh keluar masuk toko lihat baju, kardigan, blus, kaos, celana, sibuk tawar menawar. Lalu lanjut lihat-lihat chasing Hand phone yang gambarnya lucu dan lagi ngetrend di kalangan anak muda, ada angry bird, plant versus zombie, dan motif bunga yang cantik dari cath kidston. Saya...??? tetap lebih tertarik lihat makanan yang di jajakan hehehe......
lapisan dasarnya garing renyah
bagian yang putih itu schumpies yang manis
bagian paling atas adalah parutan kelapa di campur gula (unti)
Mengenai harga...??, karena kemarin kita dari Chatucak..jadi harga-harga di MBK terasa lebih mahal. Tapi jangan ragu untuk menawar karena banyak toko yang bisa di tawar kecuali toko-toko yang menuliskan fix price.
Ada pengalaman yang lucu dan sedikit mengesalkan, begini ceritanya emh..., beberapa kali ketika Ocha memasuki toko dan bertanya harga atau ukuran pakaian dalam bahasa inggris, di jawab ketus sambil seperti menggerutu dalam bahasa Thai, Ocha binggung kenapa pelayan toko marah-marah ya... belakangan setelah bertanya dengan pemilik toko yang bisa berhasa Inggris kami baru tau kenapa mendapat perlakuan seperti itu, ternyata Ocha dan saya di sangka orang Thai yang "belagu" tanya-tanya sok pake bahasa Inggris dan gak mau ngomong Thai...hehehe..ngeselinkan!!
Lain waktu di tempat wisata saya dan Ocha juga di sangka orang Thai, dan di arahkan ke pintu masuk khusus penduduk setempat,....yang seperti ini menguntungkan hehehe karena kita gak perlu bayar tiket masuk....
Masuk ke tempat wisata, tersedia 2 pintu, untuk penduduk lokal gratis, dan untuk wisatawan yang harus bayar tiket masuk.
Ups...bawa oleh-oleh apa nih ya untuk saudara dan teman-teman? saya sempat mampir lihat hasil kerajinan khas Thai, tapi.... kenapa harganya lebih mahal dibandingkan di Chatucak ya...????
Setelah ditimbang-timbang dan hari belom sore-sore amat kita memutuskan untuk kembali lagi ke Chatucak HAH???? ya... itulah enaknya kalau kita "jalan sendiri" jadi tidak terikat dengan program tour, bosen di satu tempat kita bisa berangkat atau kembali ketempat lain yang lebih asyik hehehe, dan......ternyata Chatucak di waktu sore dan malam hari lebih seru, dan karena kemarin sudah seharian di Chatucak, jadi saya agak hafal tempat dan lorong-lorongnya.
Belanja di Chatucak malam hari memang lain dan lebih seru… toko-toko sebagian besar tutup, kecuali yang posisinya berada di sisi jalan besar di tengah pasar…. dan jalan ini di penuhi orang yang berjualan menjajakan dagangannya, ada yang menggelar dagangannya di badan aspal jalanan, ada yang di bagasi mobil, dan penerangannya juga unik…menggunakan lampu seadanya ada yang menggunakan senter besar, lampu neon yang di pasang menggunakan tenaga batere dari kendaraan ada yang mengandalkan sinar lampu dari toko yang masih buka hehehe…. suasananya persis seperti pasar malam di Jakarta, Pengunjungnya …wuih bukan main rameee banget… dempet-dempetan, susah jalan deh pokoknya. seru...seru.....
Akhirnya saya dapat oleh-oleh untuk para keponakan tas lucu gambar gajah khas Thailand, untuk saudara dan teman-teman ada tempat surat dan tempat tissue dengan sulaman lagi-lagi gambar gajah khas Thailand, dan ada blus model kaftan dari sutra Thai yang halus dan lembut untuk ibu saya yang tersayang......akhirnya urusan oleh-oleh selesai hehehe....
Hari terakhir di Bangkok
Malam hari pulang dari Chatucak, saya langsung beresin barang dan packing koper... karena besok pagi-pagi mau jalan ke Platinum dan Pratunam, sore hari ke suvarnabhumi airport dan malam harinya kembali ke Jakarta.
Pagi Check Out Hotel, koper-koper kita titipkan di reception hotel, lalu mulailah penjelajahan hari terakhir di Bangkok dengan mulai mengunjungi Pratunam. Dari First Hotel tempat saya menginap, Pratunam tidak terlalu jauh kurang lebih 10 menit berjalan kaki.
kompleks pasar Pratunam....??? lokasinya dimulai tepat di bawah hotel Baiyoke sky, konon hotel ini yang tertinggi di Bangkok, lalu memanjang tidak beraturan, masuk ke dalam jalan yang lebih sempit dipenuhi toko-toko dan tumpukan pakaian, kalau kita ikuti terus deretan toko-toko ini maka akan keluar ke jalan raya Phetchaburi, tepat di sebrang pusat perbelanjaan Platinum.
Sebagian toko-toko tidak memakai AC, jadi wuih.... panas banget. Barang dagangan di pajang di dalam toko dan sebagian dipajang di luar toko hampir menutupi badan jalan, sebentar-bentar troley penuh pakaian di dorong ke sana kemari jadi terasa makin padat dan sempit
Barang yang di jual hampir sebagian besar pakaian, ada juga make up, assesoris, dan lainnya. Ditawarkan dengan cara eceran atau grosir, dan harganya pun masih bisa di tawar... wah cocok nih kalau mau buka toko pakaian di Indonesia bisa belanja di sini, dan.....saya perhatikan, sepertinya barang-barang yang di jual di pertokoan mangga dua di Jakarta berasal dari sini hehehe...
Saya seperti biasa lebih asyik melihat jajanan makanan hehehe, ada yang menjual segala macam manisan buah dengan cara di pikul, persis seperti di pasar tradisional di Indonesia, saya coba membeli manisan buah asam yang ditaburi gula pasir dan manisan buah mangga.....yup rasanya persis sama dengan manisan buah cianjur.
Kemudian ada yang menjual macam2 sate dengan gerobak dorong tapi.... gak berani coba. eh...ada juga yang menjual kacang dan ubi rebus di pikulan pula.... saya jadi mikir????? ini lagi di Bangkok atau di Indonesia ya..... betul-betul seperti masuk ke dalam pasar tradisional di pinggirang kota Jakarta.
Siang hari kita lanjut ke Platinum, setelah menyelusuri jalan-jalan sempit dan deretan toko-toko di Pratunam yang panas kita langsung menyebrang jembatan penyebrangan dan....sampailah kita ke Platinum.
Platinum suasananya kurang lebih seperti mangga dua di Jakarta, sebuah mall beberapa tingkat dengan deretan toko-toko yang bersih, dingin ber AC, barang-barang di tata apik manarik minat pembeli. setiap lantai dengan thema tersendiri misalnya untuk pakaian wanita, pakaian pria, sepatu dan assesoris, untuk pakaian anak tersedia di lantai lebih atas, juga tersedia alat-alat rumah tangga dan juga kerajinan tradisional khas Thai, lantai teratas tersedia Food court yang luas. Ketika saya dan Ocha sampai di Food court pas waktunya makan siang,...emh jadi susah menemukan meja yang kosong....
Sama dengan Pratunam, di Platinum barang-barang di tawarkan dengan eceran dan grosir. jadi kalau kita membeli dalam jumlah banyak mendapatkan harga jauh lebih murah.
Yes.. ! akhirnya saya bertemu dengan beberapa ibu-ibu yang berbahasa Indonesia sedang borong belanjaan, sepertinya belanja di Bangkok untuk di jual lagi di Indonesia. Karena memang benar, harga barang di Bangkok murah, model dan kualitasnya bagus.
Hari sudah menjelang sore, saya dan Ocha harus siap-siap untuk ke airport dan kembali ke Jakarta. sebuah perjalanan yang menyenangkan....
Tapi.... masih banyak tempat yang belum sempat kami datangi...dan berharap di waktu mendatang bisa kembali lagi bersama suami juga Ocha dan Deda.
Ada tulisan kecil dari Ocha
