Sabtu, 07 Mei 2011

it's shopping time! MBK, Platinum, Patrunam and Chatucak...... again

Bagi yang doyan belanja Bangkok itu surganya belanja! Tempatnya banyak ada dimana-mana mulai dari emperan toko, kaki lima, pasar yang berdesakan sampai pusat perbelanjaan mewah, tersedia grosiran sampai edisi terbatas. Letaknya seringkali berdekatan seperti Pratunam dan Platinum, kemudian ada Siam discovery, siam center, siam paragon yang terletak berjejeran dan ada Siam Square dan MBK di bagian seberangnya, rasanya gak cukup waktu sehari untuk menjelajahi daerah ini aja.

Kalau ke Bangkok dengan budget terbatas, harus pandai-pandai mengatur jadwal... sebaiknya acara belanja di "plot" di hari terakhir aja....jadi gak menganggu chash flow, karena buat yang seneng belanja kegiatan ini bakalan membuat lapar mata, lupa waktu dan menguras dompet.

sore di hari ke 2 ke Bangkok
setelah berpanas2 di Grand palace dan wat pho... kita langsung meluncur ke MBK. MBK itu mirip Ambasador Mall di Jakarta tapi dalam skala yang jauh lebih besar, ya..mirip-mirip manggadua, ada bagian yang menjual pakaian, gadget dan kelengkapannya, ada tempat yang menjual hasil kerajinan khas Thailand, dan food court.

Ocha seperti biasa heboh keluar masuk toko lihat baju, kardigan, blus, kaos, celana, sibuk tawar menawar. Lalu lanjut lihat-lihat chasing Hand phone yang gambarnya lucu dan lagi ngetrend di kalangan anak muda, ada angry bird, plant versus zombie, dan motif bunga yang cantik dari cath kidston. Saya...??? tetap lebih tertarik lihat makanan yang di jajakan hehehe......

ini rasanya manis sekali
lapisan dasarnya garing renyah
bagian yang putih itu s
chumpies yang manis
bagian paling atas adalah parutan kelapa di campur gula (unti)

ini rasanya asin gurih mirip rempeyek


Mengenai harga...??, karena kemarin kita dari Chatucak..jadi harga-harga di MBK terasa lebih mahal. Tapi jangan ragu untuk menawar karena banyak toko yang bisa di tawar kecuali toko-toko yang menuliskan fix price.

Ada pengalaman yang lucu dan sedikit mengesalkan, begini ceritanya emh..., beberapa kali ketika Ocha  memasuki toko dan bertanya harga atau ukuran pakaian dalam bahasa inggris, di jawab ketus sambil seperti menggerutu dalam bahasa Thai, Ocha binggung kenapa pelayan toko marah-marah ya... belakangan setelah bertanya dengan pemilik toko yang bisa berhasa Inggris kami baru tau kenapa mendapat perlakuan seperti itu, ternyata Ocha dan saya di sangka orang Thai yang "belagu" tanya-tanya sok pake bahasa Inggris dan gak mau ngomong Thai...hehehe..ngeselinkan!!
Lain waktu di tempat wisata saya dan Ocha juga di sangka orang Thai, dan di arahkan ke pintu masuk khusus penduduk setempat,....yang seperti ini menguntungkan hehehe karena kita gak perlu bayar tiket masuk....

Masuk ke tempat wisata, tersedia 2 pintu, untuk penduduk lokal gratis, dan untuk wisatawan yang harus bayar tiket masuk.

Ups...bawa oleh-oleh apa nih ya untuk saudara dan teman-teman? saya sempat mampir lihat hasil kerajinan khas Thai, tapi.... kenapa harganya lebih mahal dibandingkan di Chatucak ya...????

Setelah ditimbang-timbang dan hari belom sore-sore amat kita memutuskan untuk kembali lagi ke Chatucak HAH???? ya... itulah enaknya kalau kita "jalan sendiri" jadi tidak terikat dengan program tour, bosen di satu tempat kita bisa berangkat atau kembali ketempat lain yang lebih asyik hehehe, dan......ternyata Chatucak di waktu sore dan malam hari lebih seru, dan karena kemarin sudah seharian di Chatucak, jadi saya agak hafal tempat dan lorong-lorongnya.

Belanja di Chatucak malam hari memang lain dan lebih seru… toko-toko sebagian besar tutup, kecuali yang posisinya berada di sisi jalan besar di tengah pasar…. dan jalan ini di penuhi orang yang berjualan menjajakan dagangannya, ada yang menggelar dagangannya di badan aspal jalanan, ada yang di bagasi mobil, dan penerangannya juga unik…menggunakan lampu seadanya ada yang menggunakan senter besar, lampu neon yang di pasang menggunakan tenaga batere dari kendaraan ada yang mengandalkan sinar lampu dari toko yang masih buka hehehe…. suasananya persis seperti pasar malam di Jakarta, Pengunjungnya …wuih bukan main rameee banget… dempet-dempetan, susah jalan deh pokoknya. seru...seru.....

Akhirnya saya dapat oleh-oleh untuk para keponakan tas lucu gambar gajah khas Thailand, untuk saudara dan teman-teman ada tempat surat dan tempat tissue dengan sulaman lagi-lagi gambar gajah khas Thailand, dan ada blus model kaftan dari sutra Thai yang halus dan lembut untuk ibu saya yang tersayang......akhirnya urusan oleh-oleh selesai hehehe....

Hari terakhir di Bangkok
Malam hari pulang dari Chatucak, saya langsung beresin barang dan packing koper... karena besok pagi-pagi mau jalan ke Platinum dan Pratunam, sore hari ke suvarnabhumi airport dan malam harinya kembali ke Jakarta.


dibawah gedung Baiyoke sky Hotel ini terletak pasar patrunam
Pagi Check Out Hotel, koper-koper kita titipkan di reception hotel, lalu mulailah penjelajahan hari terakhir di Bangkok dengan mulai mengunjungi Pratunam. Dari First Hotel tempat saya menginap, Pratunam tidak terlalu jauh kurang lebih 10 menit berjalan kaki.

kompleks pasar Pratunam....??? lokasinya dimulai tepat di bawah hotel Baiyoke sky, konon hotel ini yang tertinggi di Bangkok, lalu memanjang tidak beraturan, masuk ke dalam jalan yang lebih sempit dipenuhi toko-toko dan tumpukan pakaian, kalau kita ikuti terus deretan toko-toko ini maka akan keluar ke jalan raya Phetchaburi, tepat di sebrang pusat perbelanjaan Platinum.
Sebagian toko-toko tidak memakai AC, jadi wuih.... panas banget. Barang dagangan di pajang di dalam toko dan sebagian dipajang di luar toko hampir menutupi badan jalan, sebentar-bentar troley penuh pakaian di dorong ke sana kemari jadi terasa makin padat dan sempit

Barang yang di jual hampir sebagian besar pakaian, ada juga make up, assesoris, dan lainnya. Ditawarkan dengan cara eceran atau grosir, dan harganya pun masih bisa di tawar... wah cocok nih kalau mau buka toko pakaian di Indonesia bisa belanja di sini, dan.....saya perhatikan, sepertinya barang-barang yang di jual di pertokoan mangga dua di Jakarta berasal dari sini hehehe...

Saya seperti biasa lebih asyik melihat jajanan makanan hehehe, ada yang menjual segala macam manisan buah dengan cara di pikul, persis seperti di pasar tradisional di Indonesia, saya coba membeli manisan buah asam yang ditaburi gula pasir dan manisan buah mangga.....yup rasanya persis sama dengan manisan buah cianjur.

Kemudian ada yang menjual macam2 sate dengan gerobak dorong tapi.... gak berani coba. eh...ada juga yang menjual kacang dan ubi rebus di pikulan pula.... saya jadi mikir????? ini lagi di Bangkok atau di Indonesia ya..... betul-betul seperti masuk ke dalam pasar tradisional di pinggirang kota Jakarta.

Siang hari kita lanjut ke Platinum, setelah menyelusuri jalan-jalan sempit dan deretan toko-toko di Pratunam yang panas kita langsung menyebrang jembatan penyebrangan dan....sampailah kita ke Platinum.

Platinum suasananya kurang lebih seperti mangga dua di Jakarta, sebuah mall beberapa tingkat dengan deretan toko-toko yang bersih, dingin ber AC, barang-barang di tata apik manarik minat pembeli. setiap lantai dengan thema tersendiri misalnya untuk pakaian wanita, pakaian pria, sepatu dan assesoris, untuk pakaian anak tersedia di lantai lebih atas, juga tersedia alat-alat rumah tangga dan juga kerajinan tradisional khas Thai, lantai teratas tersedia Food court yang luas. Ketika saya dan Ocha sampai di Food court pas waktunya makan siang,...emh jadi susah menemukan meja yang kosong....

Sama dengan Pratunam, di Platinum barang-barang di tawarkan dengan eceran dan grosir. jadi kalau kita membeli dalam jumlah banyak mendapatkan harga jauh lebih murah.
Yes.. ! akhirnya saya bertemu dengan beberapa ibu-ibu yang berbahasa Indonesia sedang borong belanjaan, sepertinya belanja di Bangkok untuk di jual lagi di Indonesia. Karena memang benar, harga barang di Bangkok murah, model dan kualitasnya bagus.

Hari sudah menjelang sore, saya dan Ocha harus siap-siap untuk ke airport dan kembali ke Jakarta. sebuah perjalanan yang menyenangkan....
Tapi.... masih banyak tempat yang belum sempat kami datangi...dan berharap di waktu mendatang bisa kembali lagi bersama suami juga Ocha dan Deda.

Ada tulisan kecil dari Ocha

"Maaa terima kasih hadiah Ultah ke Bangkoknya, Love You Mom"

Kamis, 05 Mei 2011

naik Tuk-tuk ke Wat Pho dan patung Budha Tidur

Sesudah berpanas-panas di Grand palace, lanjut lagi menuju Wat Pho, sebetulnya jarak antara Wat Pho dan Grand Palace tidak terlalu jauh, tapi karena cuaca siang ini panas dan terik, jadi kita putuskan untuk naik tuktuk aja. Naik tuktuk itu seru…. Jalannya ngebut, possisinya gak mau berada di belakang kendaraan yang lain jadi bawaannya mau nyalip terus…. Kalau jarak tempuhnya jauh, bisa dibayangkan muka bakalan jadi kaku dan rambut bakalan awut-awutan kena tiupan angin hehehe…

ini di atas tuktuk yang ngebut
Sama seperti Grand Palace. Wat Pho dikelilingi tembok tinggi berwarna putih, dan untuk masuk kita melewati pintu gerbang yang besar. Sampai di Wat Pho sebelum masuk ke dalam kita sempatkan dulu minum kelapa muda yang banyak dijajakan di seberang pintu gerbang. Bismillah slurp...gleg..gleg seger…..Alhamdulillah nikmat hilang dahaga
Lalu ketika sedang asyik-asyiknya lihat peta yang terpampang di dekat pintu gerbang, kami di dekati oleh seorang bapak paruh baya. Dengan santun ia menerangkan peta tersebut dan letak-letak wat di Bangkok ini, lalu sambil menunjuk jam tangannya ia mengatakan untuk sementara waktu Wat Pho tutup karena jam istirahat siang, dan menawarkan membawa kami berkeliling mengunjungi tempat lainnya sambil menunggu Wat Pho buka kembali. Tidak ada reaksi dari saya, ia lanjut mengatakan tidak mahal hanya 20B akan di antar berkeliling ke beberapa tempat dan diantar kembali ke sini.
Ups…. Saya langsung ingat, beberapa tulisan yang saya baca bahwa ketika mengunjungi Grand Palace kadangkala di datangi orang yang mengatakan Grand Palace sedang tutup dan menawarkan akan mengantar berkeliling ke tempat lainnya…. Jangan mudah percaya! Karena banyak keterangan yang saya baca tempat-tempat wisata mempunyai waktu buka dari jam sekian sampai jam sekian (misalnya open 08-16) tanpa keterangan tambahan tutup di waktu istrahat siang…."Secara Bank aja buka terus tanpa waktu istirahat, kan petugas teller bisa bertugas secara bergiliran" eh…gak ada korelasinya ya? hehehe so...logikanya kalau tertulis demikian berarti gak ada waktu istirahat dan tempat wisatanya tutup kan?
Dengan sopan saya menjawab "saya tidak punya banyak waktu untuk berkeliling", si bapak masih berusaha membujuk dengan lebih memberi tekanan, saya menjawab dengan senyum "tidak kali ini, lain waktu saja dan siang ini terlalu panas untuk berkeliling". Akhirnya si bapak nyerah juga berlalu meninggalkan kami.


Sebenarnya cara-cara si bapak seperti ini sering terjadi di tempat wisata, di Yogya saya juga pernah mengalami hal yang kurang lebih sama, di tawarin keliling-keliling sama abang beca, di ajak mampir ke toko batik, pabrik bakpia terus mampir ke Istana cuma bayar 2000 perak! Bayangin murah banget kan? Kalau mengalami peristiwa seperti ini, bagaimana kita menyikapinya aja… ada yang menganggapnya sebagai sebuah "kasus penipuan" atau ada juga yang menikmati "azas manfaat”, kan lumayan keliling-keliling dengan biaya murah, tapi kurang nyamannya karena kadangkala kita gak ingin ketempat yang "diatur" mereka.
Kenapa si bapak atau abang becak kesannya "maksa amat" bawa kita ketempat yang diatur mereka? Ya! karena biasanya si bapak atau abang beca mendapatkan komisi dari pemilik tempat kalau membawa wisatawan, dan ada bonus lebih jika para wisatawan berbelanja di tempat tersebut.
Oke...Lanjut, Wat Pho merupakan komplek pagoda terbesar dan tertua di Bangkok, dibangun oleh Raja Rama pertama. Sekarang ini untuk masuk ke Wat Pho bagi wisatawan dikenakan biaya 50B per orang, sementara untuk penduduk Thailand free... ada pengalaman menarik juga di tempat wisata ini, ketika di pintu masuk grand palace oleh petugas saya dan ocha di arahkan ke pintu yang bertuliskan "Thai" agak ragu maksudnya apa ya? nah di wat pho juga begitu.. setelah mengalami beberapa peristiwa yang hampir serupa, saya baru menyadari kalau saya dan ocha dianggap penduduk setempat... apa saya dan Ocha terlihat seperti orang Thai? entahlah.....tapi begitulah beberapa kejadian berulang, di tempat wisata, di restorant, di mall, dan..... jawabannya tetap saya katakan "saya dari Indonesia!"
Di bagian terdepan area kompleks Wat Pho terdapatlah sebuah kuil besar yang berisi patung Budha yang sedang berbaring, posisi tubuh patung berbaring kearah kanan dengan tangan kanan memangku bagian kepala. Patung Budha ini sangat besar dengan panjang 46 meter, tinggi 15 meter dan seluruh bagian tubuhnya di lapisi emas, di bagian telapak kaki sang Budha terdapat 108 gambar ciri seorang Budha yang terbuat dari kerang mutiara.
Ketika berada dalam ruangan ini, saya mendengar suara nyaring bergema keseluruh ruangan cling...cling...cling tidak berhenti, saya mencari-cari asal suara, ternyata suara itu berasal dari koin yang di lemparkan ke dalam mangkuk-mangkuk berjajar di sepanjang dinding. Menurut keterangan, melemparkan koin-koin kedalam mangkuk tersebut merupakan simbul cara membuang sial.

Melangkah ke arah lebih dalam kompleks Wat Pho terlihat banyak stupa yang indah menjulang tinggi dan beberapa vihara

Selasa, 03 Mei 2011

Grand palace Bangkok

Masih di hari ke dua kunjungan ke Bangkok.

Setelah puas keliling Taling Chan Floating market, saya dan Ocha lanjut ke Grand Palace.

‘Ini dia masalah’…. tulisan Thai พระบรมมหาราชวั Grand Palace gak tau terselip di mana, sudah di cari kemana-mana, isi tas udah di keluarin semua, tapi tetap gak ketemu…sementara tulisan Thai lainnya masih tergantung menjadi satu …. Aduh..!!

Bener saja, supir taxi bingung waktu saya bilang Grand Palace, dia minta peta yang saya bawa… dengan bahasa yang gak saya mengerti dia bertanya, saya hanya mengira-ngira mungkin maksudnya ”tunjuk ini peta kemana kamu mau pergi?” saya tunjuk lokasi Grand palace "go there” tapi sepertinya dia gak yakin.... trus saya bilang ke Wat Pho aja deh sambil memperlihatkan tulisan Thai วัดโพธิ์ Wat Pho! oke, naik! ….di dalam taxi, pak supir masih penasaran seperti bergumam berkali-kali…. Grand palace….Grand palace… sambil lihat peta, lalu pak supir memutuskan Grand palace! Katanya. Dari yang saya pahami letak Grand palace dan Wat Pho berdekatan jadi ke Wat Pho atau Grand Palace yang di tuju lebih dulu gak jadi soal.

Tapi…..muter-muter…jalan kesana..kesini…. kok gak sampe-sampe ya..? udah mulai ‘bete’ nih.. tiba-tiba supir taxi menepi…mendekati taxi lainnya yang sedang ‘ngetem’… saya pikir “dipindahin deh kita” tapi ternyata.....dia turunkan kaca jendela dan mulai berbicara satu dan lainnya dengan suara keras sambil memperhatikan peta yang saya bawa, saya hanya bisa menangkap ada kata-kata grand palace di ucapkan berkali-kali, dan terdengar kata Wat Phra Kaew.

Pak supir berusaha menjelaskan ke saya, dan ini yang saya pahami dari ucapannya "kalau mau ke grand palace kamu harus bilang wat phra kaew" wah saya kurang banyak baca jadi kurang info deh..

Alhamdulillah....akhirnya sampai juga ke Grand palace....Lokasinya di kelilingi tebok tinggi berwarna putih, ada pintu besar berwarna hijau untuk masuk ke halaman dalam. Pintu gerbang ini di jaga tentara yang berdiri tegap di rumah jaganya. Hari sudah mulai siang, panas dan terik ketika kita sampai di Grand palace, tapi tidak membuat semangat pengunjung mengendur untuk berkeliling. Untuk masuk wat phra kaew, kita harus membayar tiket sebesar 350B dan untuk penduduk setempat tidak di kenakan biaya.

penjaga di pintu gerbang Grand Palace

tempat pembelian tiket


pintu masuk wat phra kaew